Senin, 01 Juli 2019

Artikel Fotografi

FOTOGRAFI 
(Pemandangan Kota Jakarta pada malam hari
 Nama : Salma Humairo 
Npm : 181102031014
email : Salmahumairo@gmail.com
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

            Fotografi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Desain Komunikasi Visual, karena pada dasarnya fotografi merupakan seni yang dapat mengkomunikasikan suatu pesan melalui sebuah gambar. Pada era modern seperti sekarang ini fotografi menjadi salah satu bidang yang begitu populer. Bahkan dapat dikatakan menjadi sebuah gaya hidup baru bagi sebagian orang. Para pecinta fotografi ini selalu up to date terhadap berita-berita tentang fotografi.
           Seakan tak habis untuk dibicarakan, Berbagai macam forum fotografi mulai bermunculan, bermacam-macam media digunakan untuk berkomunikasi, dari media cetak hingga media digital, sehingga informasi mengenai fotografi begitu mudah didapatkan, akibatnya semakin banyak orang yang mulai menyukai hobby fotografi. Bagi mereka yang berasal dari kalangan hobby, fotografi tidak lebih dari sarana untuk memuaskan batin dan mengekspresikan diri, tetapi berbeda halnya dengan mereka yang mencari penghasilan di bidang ini, bagi mereka fotografi lebih dari sekedar hobby, melainkan sebuah pekerjaan.
           Fotografi memperluas visi manusia ke dalam dunia objek yang tidak terlihat karena terlalu kecil atau terlalu jauh, atau peristiwa yang terjadi terlalu cepat untuk dapat dilihat oleh mata telanjang untuk dideteksi. Sebuah kamera dapat digunakan di lokasi yang terlalu berbahaya bagi manusia. Foto-foto juga bisa menjadi benda seni yang mengeksplorasi kondisi manusia dan memberikan kenikmatan estetika. Bagi jutaan orang, fotografi adalah hobi yang memuaskan atau karir.
            Sejarah Fotografi dikutip dalam artikel Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1839 merupakan tahun awal kelahiran fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi dengan hasilnya berupa rekaman dua dimensi seperti yang terlihat oleh mata, sudah bisa dibuat permanen.
            Fotografi kian populer seiring dengan perkembangan teknologi. Kata fotografi berasal dari dua kata Yunani kuno, yaitu photo, yang artinya cahaya, dan graphos yang artinya untuk menggambar. Dengan begitu, secara harfiah bisa diartikan sebagai menggambar dengan cahaya.
            Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura (The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991).
            Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, mulai dari Aristoteles di abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM yang berusaha menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat, hingga pada tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista Della Porta menyebut ”camera obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan gambar.
            Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
            Tujuan penulisan ini untuk memberikan pembelajaran yang belum diketahui oleh pembaca tentang fotografi, seperti sejarah fotografi, metode atau tekik fotografi saat memotret objek dan sebagai salah satu memenuhi tugas matakuliah fotografi .

          Tema yang penulis ambil untuk dijadikan objek pemotretan pemandangan yaitun kota jakarta . Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.
         Jakarta sebagai ibu kota Indonesia seingkali dijuluki sebagai kota yang tidak pernah tidur. Hal tersebut menunjukan bahwa aktivitas di Jakarta tidak terhenti meskipun malam sudah semakin larut. Beberapa tempat wisata di Jakarta pun demikian, ada beberapa tempat wisata yang dapat kita nikmati meskipun matahari telah tenggelam dan malam semakin gelap.
       Sensasi berwisata malam di kota Jakarta sangat menyenangkan, untuk yang tidak suka udara panas kota di siang hari.  Keasikan lain wisata di malam hari karena lalu lintas lebih sepi dibandingkan pada siang hari yang macet di segala penjuru.
        Berdasarkan uraian diatas saya memotret objek pemandangan kota jakarta karena Dibalik kepadatan kota jakarta terdapat pemandangan yang bisa dijadikan objek untuk memotret seperti di atas jpo (jembatan penyebrangan orang) pada saat malam hari kota jakarta memiliki seribu cahaya dari berbagai bagunan bangunan yang menjulang tinggi dan jalanan kota jakarta yang ramai dari khalayak orang. 

Adapun Teknik-teknik atau metode di dalam fotografi:
    Zooming
    Zooming adalah sebuah Teknik yang membuat objek utama terlihat jelas, sementara background terlihat kabur. Teknik ini berfungsi untuk mempertegas objek dan membuatnya makin mencolok. Perubahan panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom, gunakan kecepatan rana tidak lebih dari 1/30 detik untuk menghasilkan kesan gerak, sebaiknya pakailah tripod.
    Teknik Panning
    Pada teknik ini objek yang bergerak akan terlihat tajam, sementara background yang diam justru terlihat kabur. Harus mengikuti objek ketika membidik, untuk mendapatkan foto secara maksimal: gunakan speed rendah (8-60) dan pakailah tripod.
a.       Teknik Freezing
    Teknik ini merupakan teknik memotret benda bergerak yang menggunakan kecepatan sangat tinggi. Teknik ini seolah membekukan gerakan benda tersebut. Hasil dari teknik ini berupa objek yang terlihat tajam saat ia sedang bergerak.
b.      Teknik Macro
    Teknik foto macro merupakan sebuah teknik memotret dalam jarak yang sangat dekat, sehingga objek terlihat sangat besar, teknik ini biasanya menggunakan teknik jenis macro.
c.       Teknik Siluet
    Siluet artinya bayangan. Seperti sebutannya foto siluet hanya berupa bayangan. Siluet merupakan objek yang menutupi cahaya sehingga ia diterangi dari belakang secara total. Aturan dasar dari foto siluet adalah objek harus benar-benar terlihat hitam. Ini artinya tidak ada berkas cahaya pun yang menerobos masuk.
d.       Teknik Bulb
    Kecepatan rana dapat diatur sesuai dengan waktu yang kita inginkan, dilakukan dengan menahan tombol pelepas rana dengan lebih lama, dapat digunakan kabel release dan tripod

>Field of View
Field of view merupakan komposisi umum yang dilihat dari ukuran jarak lensa ke objek. Artinya sebuah objek dapat dipotret dengan jarak yang sangat dekat, dekat, jauh atau sangat jauh. Berikut ini jenis-jenis field of fiew yang umumnya digunakan.
1. Extreme Close Up
    Objek dipotret dengan jarak yang sangat-sangat dekat sehingga detail objek seperti tekstur atau kerut wajah terlihat jelas.
2. Head Shot
    Batasan foto ialah dari atas kepala hingga dagu.
3. Close up
    Objek dipotret dengan Batasan dari atas kepala hingga bahu.
4. Medium Close up
    Batasan foto dengan komposisi ini adalah dari atas kepala hingga dada.
5. Mid Shot
    Objek dipotret dengan batasan dari atas kepala hingga pinggang. Disebut juga dengan foto setengah badan.
6. Medium Shot
    Objek dipotret dengan batasan dari atas kepala hingga lutut. Foto ini juga disebut dengan foto tiga perempat badan.
7. Full Shot
    Objek pada komposisi ini dipotret dengan Batasan dari atas kepala hingga ujung kaki. Foto ini juga disebut dengan foto seluruh badan.
8. Long Shot
    Pemotretan diambil dengan jarak yang sangat jauh dari objek. Foto yang dihasilkan akan memiliki porsi background yang sangat banyak sementara objek utama terlihat kecil.

              
                                                                   Gambar  kota Jakarta

            Objek yang di potret oleh fotografer yang berlokasi di dukuh atas 1, kota Jakarta menghasilkan foto yang berdemensi 3456 x 4608 piksel, memiliki jarak fokus 3,65 mm, apertur f/1,8, ISO 629, tanpa flash lampu kilat, keseimbangan putih otomatis, dan waktu pencahayaan 1/25s.
            Pada saat memotret pemandangan, setting kamera dengan menggunakan bukaan lensa yang kecil agar kedalaman foto merata. Shutter speed otomatis akan berada pada kecepatan yang terendah. Agar foto tidak goyang, salah satu cara memotret pemandangan dengan menggunakan tripod. Foto pemandangan alam akan jauh lebih indah jika Anda memotretnya pada pagi atau sore hari. sedangkan jika Anda memotret foto pemandangan kota, Anda bisa mencobanya pada malam hari untuk mendapatkan kesan kota yang ramai dan tak pernah mati. Foto pemandangan milky way pun bisa Anda coba, tentu saja pengaturan kamera harus benar agar foto yang dihasilkan tidak gelap dan mampu menangkap pemandangan langit yang indah.

Daftar Pustaka 
 http://adidocsite.blogspot.com
 https://www.diykamera.com
 https://idseducation.com

Artikel Fotografi

FOTOGRAFI  ( Pemandangan Kota Jakarta pada malam hari )   Nama : Salma Humairo  Npm : 181102031014 email : Salmahumairo@gmail.com...