FOTOGRAFI
(Pemandangan Kota Jakarta pada malam hari)
Nama : Salma Humairo
Npm : 181102031014
email : Salmahumairo@gmail.com
Bab
I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Fotografi
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Desain Komunikasi Visual, karena
pada dasarnya fotografi merupakan seni yang dapat mengkomunikasikan suatu pesan
melalui sebuah gambar. Pada era modern seperti sekarang ini fotografi menjadi
salah satu bidang yang begitu populer. Bahkan dapat dikatakan menjadi sebuah
gaya hidup baru bagi sebagian orang. Para pecinta fotografi ini selalu up to
date terhadap berita-berita tentang fotografi.
Seakan tak habis untuk dibicarakan, Berbagai
macam forum fotografi mulai bermunculan, bermacam-macam media digunakan untuk
berkomunikasi, dari media cetak hingga media digital, sehingga informasi
mengenai fotografi begitu mudah didapatkan, akibatnya semakin banyak orang yang
mulai menyukai hobby fotografi. Bagi mereka yang berasal dari kalangan hobby,
fotografi tidak lebih dari sarana untuk memuaskan batin dan mengekspresikan
diri, tetapi berbeda halnya dengan mereka yang mencari penghasilan di bidang
ini, bagi mereka fotografi lebih dari sekedar hobby, melainkan sebuah
pekerjaan.
Fotografi
memperluas visi manusia ke dalam dunia objek yang tidak terlihat karena terlalu
kecil atau terlalu jauh, atau peristiwa yang terjadi terlalu cepat untuk dapat
dilihat oleh mata telanjang untuk dideteksi. Sebuah kamera dapat digunakan di
lokasi yang terlalu berbahaya bagi manusia. Foto-foto juga bisa menjadi benda
seni yang mengeksplorasi kondisi manusia dan memberikan kenikmatan estetika.
Bagi jutaan orang, fotografi adalah hobi yang memuaskan atau karir.
Sejarah Fotografi dikutip
dalam artikel Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1839 merupakan tahun awal
kelahiran fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa
fotografi adalah sebuah terobosan teknologi dengan hasilnya berupa rekaman dua
dimensi seperti yang terlihat oleh mata, sudah bisa dibuat permanen.
Fotografi kian populer
seiring dengan perkembangan teknologi. Kata fotografi berasal dari dua kata
Yunani kuno, yaitu photo, yang artinya
cahaya, dan graphos yang artinya untuk menggambar. Dengan
begitu, secara harfiah bisa diartikan sebagai menggambar dengan cahaya.
Sejarah fotografi bermula
jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama
Mo Ti mengamati suatu gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang
kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo
Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera
obscura (The History of Photography karya Alma Davenport,
terbitan University of New Mexico Press tahun 1991).
Berabad-abad kemudian,
banyak yang menyadari dan mengagumi fenomena ini, mulai dari Aristoteles di
abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab, Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad
ke-10 SM yang berusaha menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat, hingga pada
tahun 1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista Della Porta menyebut ”camera
obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan
gambar.
Kemajuan teknologi turut
memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya
bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang
cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar
koran.
Tujuan penulisan
ini untuk memberikan pembelajaran yang belum diketahui oleh pembaca tentang
fotografi, seperti sejarah fotografi, metode atau tekik fotografi saat memotret
objek dan sebagai salah satu memenuhi tugas matakuliah fotografi .
Tema yang penulis ambil untuk dijadikan objek
pemotretan pemandangan yaitun kota jakarta . Jakarta
merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat
provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu
pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan
Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan J-Town, atau
lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York
City (Big Apple) di Indonesia.
Jakarta sebagai ibu
kota Indonesia seingkali dijuluki sebagai kota yang tidak pernah tidur. Hal
tersebut menunjukan bahwa aktivitas di Jakarta tidak terhenti meskipun malam
sudah semakin larut. Beberapa tempat wisata di Jakarta pun demikian, ada
beberapa tempat wisata yang dapat kita nikmati meskipun matahari telah
tenggelam dan malam semakin gelap.
Sensasi berwisata malam
di kota Jakarta sangat menyenangkan, untuk yang tidak suka udara panas kota di
siang hari. Keasikan lain wisata di
malam hari karena lalu lintas lebih sepi dibandingkan pada siang hari yang
macet di segala penjuru.
Berdasarkan uraian
diatas saya memotret objek pemandangan kota jakarta karena Dibalik kepadatan
kota jakarta terdapat pemandangan yang bisa dijadikan objek untuk memotret seperti
di atas jpo (jembatan penyebrangan orang) pada saat malam hari kota jakarta
memiliki seribu cahaya dari berbagai bagunan bangunan yang menjulang tinggi dan
jalanan kota jakarta yang ramai dari khalayak orang.
Adapun Teknik-teknik atau metode di dalam fotografi:
Zooming
Zooming adalah sebuah Teknik yang
membuat objek utama terlihat jelas, sementara background terlihat kabur. Teknik
ini berfungsi untuk mempertegas objek dan membuatnya makin mencolok. Perubahan
panjang fokus hanya dapat dilakukan dengan lensa zoom, gunakan kecepatan rana
tidak lebih dari 1/30 detik untuk menghasilkan kesan gerak, sebaiknya pakailah
tripod.
Teknik Panning
Pada teknik ini objek yang
bergerak akan terlihat tajam, sementara background yang diam justru terlihat
kabur. Harus mengikuti objek ketika membidik, untuk mendapatkan foto secara
maksimal: gunakan speed rendah (8-60) dan pakailah tripod.
a. Teknik Freezing
Teknik ini merupakan teknik
memotret benda bergerak yang menggunakan kecepatan sangat tinggi. Teknik ini
seolah membekukan gerakan benda tersebut. Hasil dari teknik ini berupa objek
yang terlihat tajam saat ia sedang bergerak.
b. Teknik Macro
Teknik foto macro merupakan
sebuah teknik memotret dalam jarak yang sangat dekat, sehingga objek terlihat
sangat besar, teknik ini biasanya menggunakan teknik jenis macro.
c. Teknik Siluet
Siluet artinya bayangan. Seperti
sebutannya foto siluet hanya berupa bayangan. Siluet merupakan objek yang
menutupi cahaya sehingga ia diterangi dari belakang secara total. Aturan dasar
dari foto siluet adalah objek harus benar-benar terlihat hitam. Ini artinya
tidak ada berkas cahaya pun yang menerobos masuk.
d. Teknik Bulb
Kecepatan rana dapat diatur
sesuai dengan waktu yang kita inginkan, dilakukan dengan menahan tombol pelepas
rana dengan lebih lama, dapat digunakan kabel release dan tripod
>Field of View
Field of view merupakan komposisi umum yang dilihat dari ukuran jarak lensa
ke objek. Artinya sebuah objek dapat dipotret dengan jarak yang sangat dekat,
dekat, jauh atau sangat jauh. Berikut ini jenis-jenis field of fiew yang
umumnya digunakan.
1. Extreme Close Up
Objek dipotret dengan jarak yang
sangat-sangat dekat sehingga detail objek seperti tekstur atau kerut wajah
terlihat jelas.
2. Head Shot
Batasan foto ialah dari atas
kepala hingga dagu.
3. Close up
Objek dipotret dengan Batasan
dari atas kepala hingga bahu.
4. Medium Close up
Batasan foto dengan komposisi ini
adalah dari atas kepala hingga dada.
5. Mid Shot
Objek dipotret dengan batasan
dari atas kepala hingga pinggang. Disebut juga dengan foto setengah badan.
6. Medium Shot
Objek dipotret dengan batasan
dari atas kepala hingga lutut. Foto ini juga disebut dengan foto tiga perempat
badan.
7. Full Shot
Objek pada komposisi ini dipotret
dengan Batasan dari atas kepala hingga ujung kaki. Foto ini juga disebut dengan
foto seluruh badan.
8. Long Shot
Pemotretan diambil dengan jarak yang sangat jauh dari objek. Foto yang
dihasilkan akan memiliki porsi background yang sangat banyak sementara objek
utama terlihat kecil.
Gambar kota Jakarta
Objek yang
di potret oleh fotografer yang berlokasi di dukuh atas 1, kota Jakarta menghasilkan foto yang berdemensi 3456 x 4608 piksel,
memiliki jarak fokus 3,65 mm, apertur f/1,8, ISO 629, tanpa flash lampu kilat,
keseimbangan putih otomatis, dan waktu pencahayaan 1/25s.
Pada saat memotret
pemandangan, setting kamera dengan menggunakan bukaan lensa yang kecil agar
kedalaman foto merata. Shutter speed otomatis akan berada pada kecepatan yang
terendah. Agar foto tidak goyang, salah satu cara memotret pemandangan dengan
menggunakan tripod. Foto pemandangan alam akan jauh lebih indah jika Anda
memotretnya pada pagi atau sore hari. sedangkan jika Anda memotret foto
pemandangan kota, Anda bisa mencobanya pada malam hari untuk mendapatkan kesan
kota yang ramai dan tak pernah mati. Foto pemandangan milky way pun bisa Anda
coba, tentu saja pengaturan kamera harus benar agar foto yang dihasilkan tidak
gelap dan mampu menangkap pemandangan langit yang indah.
Daftar Pustaka
http://adidocsite.blogspot.com
https://www.diykamera.com
https://idseducation.com